Selasa, 24 Februari 2015

Pilih mana: Mempekerjakan atau dipekerjakan ?

Kerja, kerja, kerja. Itulah slogan yang selalu digembar-gemborkan oleh menteri BUMN Dahlan Iskan untuk memotivasi orang lain agar lebih sukses. Terbukti, dengan kerja keras beliau telah menggapai sukses dalam karirnya. Bahkan ia sampai diangkat menjadi menteri BUMN karena kinerjanya, bukan karena kedekatan secara personal. Dan ia memulai itu semua dari nol. Apa rahasianya? Salah satunya menurut dia adalah konsistensi.   
Tentang Bekerja dan Tuhan
Bekerja juga merupakan salah satu perintah Tuhan. Apapun agamanya. Untuk mencukupi kebutuhan hidup diri sendiri dan orang-orang disekitarnya (keluarga), manusia harus bekerja. Entah itu bertani, beternak, berdagang, menjadi karyawan di perusahaan dan lain sebagainya. Tuhan telah menciptakan bahan-bahannya, tinggal manusianya yang mengolah bahan-bahan tersebut karena mereka telah dikaruniai akal pikiran. Contohnya, sepiring nasi harus melalui beberapa tahapan dulu sebelum ia menjadi nasi itu sendiri sehingga dapat dimakan oleh manusia. Itu semua harus dilakukan dengan bekerja.
Sementara itu, dalam sebuah acara kajian yang dipimpin oleh Emha Ainun Nadjib atau lebih akrab disapa Cak Nun, ada salah satu peserta yang mengutarakan pendapatnya, bahwa ia ingin mendekatkan diri kepada Tuhannya, lalu ia keluar dari pekerjaan yang telah dijalaninya dan mengikuti jalan sufi. Kemudian Cak nun pun memberikan tanggapan; “Jika kamu bisa merasakan kehadiran Tuhan disetiap tetes keringatmu, maka itu lebih baik. Dan belum tentu dengan mengikuti jalan sufi, kamu akan menemukan Tuhanmu. Apalagi kalau cuma ikut-ikutan”
Tentang Persentase Pengusaha
Dahlan Iskan dalam sebuah seminar juga pernah menuturkan, bahwa negara tidak akan maju bila jumlah pengusahanya tidak sampai dua persen dari jumlah penduduknya. Ini merupakan ketentuan yang sudah disepakati diseluruh dunia. Untuk memulai suatu usaha, tidak ada batasan umur. Setiap orang dapat memulainya dari saat ini dengan modal berapapun. Yang terpenting adalah niat kita untuk mulai berusaha, bagaimana kita memutarkan modal yang ada dan menuangkan beragam ide kreatif yang kita miliki.
Dan sebuah negara dikatakan maju, jika jumlah pengusahanya di level 5 persen dibandingkan total jumlah penduduk. Kondisi itu memperlihatkan pentingnya peranan pengusaha terhadap perekonomian terhadap sebuah negara. Mau tidak mau, jumlah pengusaha harus ditingkatkan. Dengan banyaknya penduduk yang menjadi pengusaha atau wiraswata, maka akan menciptakan lapanan kerja baru yang dapat mengurangi angka pengangguran, dan akhirnya dapat mengurangi  tingkat kemiskinan.
Tentang Pilihan dan Memilih
Ada sebagian orang yang keluar dari pekerjaan mapannya karena ingin merasa lebih tenang. Tidak ‘ditekan’ atas-bawah kanan-kiri. Ingin merasakan berkahnya harta, dapat meluangkan banyak waktu bersama keluarga, sehingga hubungan dengan keluarga menjadi lebih berkualitas. Usia tidak habis dijalanan yang macet. Menghindari ketidakamanahan dalam bekerja, menghindari sistem yang kadang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut, sumber penghasilan yang tidak jelas halal-haramnya, lingkungan kerja yang tidak syar’i bagi kaum muslim, korupsi berjamaah, kalangan minoritas yang menjunjung tinggi nilai moral malah terpinggirkan.
Bahkan Ibu Ainun Habibie yang kala itu adalah seorang dokter, lebih memilih tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Beliau pikir buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu, jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi, dengan risiko kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak tidak dapat ditimang dan dibentuk sendiri pribadinya?
Tapi, kalau semua orang menjadi pengusaha, lalu siapa yang akan menjadi pekerja (karyawan)? Karena tidak semua orang mempunyai keterampilan untuk bisa menjadi pengusaha. Mungkin ia lebih nyaman dipekerjakan sebagai karyawan di sebuah perusahaan, dan ia serius menjalaninya, tidak peduli dengan ajakan teman melakukan penyimpangan.
Semua itu adalah pilihan. Anda lebih cocok dimana? Passion anda dimana? Apapun pilihannya, anda harus serius, fokus dan konsisten melakukan pekerjaan anda. Bekerjalah dengan tulus. Karena disetiap tetes keringat anda terdapat berkah dari Sang Maha Kuasa. Pertolongan akan datang setingkat dengan usaha yang kita lakukan.
Sumber:
Buku Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan Di Mata Orang-Orang Terdekat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar